Ketika balita mengalami sembelit, tentunya itu adalah pengalaman yang tidak menyenangkan bagi mereka. Terutama bila mereka tak bisa menjelaskan bahwa mereka sedang mengalami sembelit. Jadi jangan heran jika mereka akan sedikit lebih rewel dari biasanya. Sembelit pada balita memang tak bisa diketahui hanya dengan keluhan verbal saja, Anda harus mengamati gejala fisik yang muncul.
Dilansir Healthline, berikut adalah beberapa gejala yang mengindikasikan anak Anda mengalami sembelit:
- Feses keras, kering dan bentuknya seperti kerikil atau pipih
- Anak mengejan dan kesakitan ketika berusaha buang air besar
- Perut anak terasa sakit
- Perut kembung
- Mual
- Rasa takut ketika harus ke toilet
- Adanya darah pada feses
- Tiba-tiba buang air besar di celana, khususnya pada anak yang sedang belajar potty training
Penyebab sembelit
Ada banyak faktor yang menyebabkan sembelit pada anak-anak khususnya balita. Dilansir WebMD, berikut adalah faktor penyebabnya:
- Pola makan
Sembelit pada anak umumnya paling banyak disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan siap saji, makanan produk susu, makanan manis dan makanan yang rendah serat. Tidak mencukupi cairan tubuh juga dapat memicu sembelit karena feses kekurangan cairan sehingga teksturnya keras dan padat. Perubahan pola minum susu dari ASI ke susu formula juga terkadang menyebabkan anak mengalami sembelit.
- Kebiasaan menahan buang air besar
Tak seperti orang dewasa, anak-anak ada kalanya asyik menjalani aktivitas bermainnya hingga lupa bahwa ia harus buang air besar. Kebiasaan menunda ini dapat menyebabkan sembelit, terutama bila ia sedang dalam masa toilet training.
- Trauma
Jika balita pernah mengalami sembelit dan rasa sakit saat buang air besar, ia akan mengalami trauma dan cenderung menghindari buang air besar. Kondisi ini ditandai dengan menangis atau berteriak histeris ketika diajak ke toilet untuk buang air besar.
- Perubahan kebiasaan
Ketika bepergian, anak-anak juga harus mengubah kebiasaan normalnya. Tak semua anak bisa dan merasa nyaman buang air besar di toilet umum atau toilet hotel, sehingga ada kalanya perubahan suasana dan kebiasaan mempengaruhi proses buang air besar.
- Kurang aktivitas fisik
Jangan kuatir bila balita Anda cukup aktif, karena aktivitas fisik membantu tubuh mencerna makanan lebih baik.
- Sedang sakit
Perubahan selera makan juga dapat menyebabkan sembelit. Terutama pada anak yang picky eater dan menolak semua jenis makanan yang disajikan. Kondisi ini mungkin tidak selalu terjadi, namun bila anak sedang sakit memang terkadang ia berubah menjadi picky eater akibat merasa tidak nyaman dengan makanan yang makan.
- Kondisi medis tertentu
Pada kasus yang langka, kondisi medis seperti gangguan usus, anus, rektum, atau kondisi medis lain dapat menyebabkan sembelit. Cerebral palsy misalnya, adalah gangguan sistem syaraf yang dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk buang air besar secara mandiri.
Tips mengatasi sembelit pada balita
Jika balita mengalami sembelit, Anda dapat melakukan beberapa perawatan mandiri sebagai berikut:
- Tingkatkan konsumsi makanan kaya serat
- Memperbanyak asupan cairan baik lewat makanan atau jus buah
- Meningkatkan aktivitas fisik anak
- Membantu mengatur jadwal buang air besar
- Kondisi sembelit pada balita sebaiknya tidak diatasi dengan memberi pencahar secara mandiri. Untuk memberikan pencahar pada balita, selalu pastikan melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Periksakan pula kondisi anak apabila sembelit disertai dengan gejala lain seperti muntah, pembengkakan perut, sering mengompol, demam, adanya darah di feses, dan adanya rectal prolapse (kondisi yang disebabkan oleh turunnya dinding rektum hingga menonjol keluar dari anus). Jika terdapat gejala tersebut, periksakan balita Anda ke dokter terdekat.
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Garone S. What You Can Do If Your Toddler Is Constipated (2021). Available from: https://www.healthline.com/health/childrens-health/toddler-constipation.
Watson S. Toddler Constipation (2020). Available from: https://www.webmd.com/children/toddler-constipation-causes-treatments.